Kelompok Tani Sanggar Tirta Ikut dalam Sosialisasi Sistem Pertanian Cerdas yang Ramah Ilkim
Dwi Susanto
Dibaca 90x
2022-06-09 11:41:19
KEBUMEN ON NEWS - Kelompok Tani Sanggar Tirta yang berada di Desa Klepusanggar Kecamatan Sruweng, mengikuti Sosialisasi CSA (Climate Smart Agriculture) atau Sistem Pertanian Cerdas yang Ramah Iklim melalui Program SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project) atau Modernisasi Irigasi Strategis dan Program Rehabilitasi Mendesak, pada Selasa (07/06/2022) di Balai Desa Klepusanggar. Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sruweng ini, dimulai pukul 09.00 WIB, dan turut dihadiri Kepala Desa Klepusanggar Handoko. Disampaikan oleh Kepala Desa Klepusanggar Handoko, bahwa pihaknya menyambut dengan baik terkait program SIMURP yang akan diimplementasikan di lahan persawahan Desa Klepusanggar. Pihaknya juga menyampaikan, luasan sawah di Desa Klepusanggar ada 33 Ha, dan menanam dengan dengan model Jajar Legowo akan berdampak positif bagi tanaman padi yang tentunya akan menghasilkan gabah yang lebih banyak. Penerapan sistem tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25x25) cm antarrumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan atau lorong, atau ditulis (25x12,5x50) cm. “Walaupun nantinya Program CSA SIMURP ini berakhir, Pengurus Kelompok Tani dan Gapoktan bisa menyampaikan ke anggotanya agar para petani bisa menanam padinya tetap menggunakan sistem Jajar Legowo, penanaman padi dengan sistem Jajar Legowo ternyata dapat meningkatkan produktivitas padi,“ jelasnya. Pihaknya pun menyampaikan, bahwa untuk Kelompok Tani, Gapoktan, dan Pemerintah Desa harus bisa saling bahu membahu, dan kerja sama yang baik dalam memajukan pertanian, serta saling melengkapi. "Saling melengkapi dalam hal ini misalnya pemerintah desa memfasilitasi sarpasnya, sedangkan kelompok tani mengurus metode pertanianya,“ ucap Handoko. Sementara itu pada kesempatan yang sama, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kecamatan Sruweng Istiantoro menegaskan bahwa CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh petani. Ia menyampaikan pula bahwa Kabupaten Kebumen termasuk kabupaten yang paling banyak menerima Program CSA SIMURP, yaitu 20 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada, dan di Kecamatan Sruweng ada 32 kelompok tani penerima program tersebut, serta setiap kelompok minimal mengadakan 3 (tiga) kali pertemuan. "SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim, termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan, dan kesejahteraan petani," jelas Istiantoro. Program SIMURP ini salah satunya adalah menerapkan pola tanam Jajar Legowo 2-1, karena cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir, tanaman relatif aman dari serangan tikus karena lahan lebih terbuka, menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa, populasi tanaman bertambah, pemupukan lebih efisien, pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan dari pada cara tanam biasa, serta pengairan berselang. Dalam hal ini di wilayah Kecamatan Sruweng akan menerapkan teknologi mengukur ketinggian air sawah menggunakan Pipa PVC. “Kegiatan CSA dalam Program SIMURP ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta meningkatkan pendapatan petani,” tambah Istiantoro. “Sehingga dimohon kerjasamanya, agar program ini bisa terlaksana dengan baik, tidak mungkin pemerintah memberikan program yang merugikan para petani, pasti program ini menguntungkan para petani," ucapnya. Sosialisasi ini sendiri merupakan pertemuan pertama dari tiga pertemuan yang diagendakan, dengan harapan setelah diakan sosialisasi ini para petani paham akan apa itu pertanian Cerdas Iklim yang merupakan suatu sistem pertanian dimana transisi sistem produksi pertanian dilakukan dari pertanian konvensional (konsentrasi pada peningkatan produksi), menuju suatu pendekatan yang terintegrasi untuk menghadapi tantangan pencapaian ketahanan pangan secara berkelanjutan, dengan cara sinergi menghadapi tantangan perubahan iklim, dan bisa mengontrol ketinggian pengairan di sawah. (DS/gp)
TERPOPULER
KONTRIBUTOR TERAKTIF
1 | nisa setyawati | (292post) | |
2 | Setiyo nugroho | (189post) | |
3 | Hari Satria Wibowo | (181post) | |
4 | Siska Ayu | (165post) | |
5 | Aji | (115post) |
BERITA LAINNYA
Kisah Ipda Lanjar Jadi Tukang Urut di Kebumen
#Kesehatan
KEBUMEN ON NEWS - Seorang abdi negara di Kebumen dikenal karena kemampuannya di bidang patah...
Eksistensi Pengrajin Cobek Di Kebumen
#UMKM
KEBUMEN ON NEWS - Di era modern seperti sekarang ini masyarakat sudah mulai beralih ke blender atau ...
Wisata Alun-Alun Pancasila Kebumen
#Khas Kebumen
KEBUMEN ON NEWS - Wajah baru Alun-alun Kebumen kini menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan...
Nasi Penggel Kebumen, Saksi Perjuangan Perlawan terhadap Belanda
#Pariwisata
KEBUMEN ON NEWS - Nasi Penggel, makanan tradisional khas Kebumen, bukan hanya menyajikan cita rasa...
UMKM Produksi Peci dan Jas Hujan Desa Karangsari
#UMKM
KEBUMEN ON NEWS - Kemajuan desa dapat diukur dari segi tingkat perkemabangan ekonomi warga di desa ...
Wahana Wisata Baru Jetski Menganti
#Pariwisata
KEBUMEN ON NEWS - Kini wahana wisata baru Jetski hadir di Menganti Kebumen. SM Jetski merupakan...
Destinasi Baru Wisata Kolam Renang Watugede Sruweng
#Pariwisata
KEBUMEN ON NEWS - Bagi Anda warga Kebumen dan sekitarnya yang ingin mengisi akhir pekan, bisa...