Tempe Jamur Daun Waru Warga Desa Sidorejo

KEBUMEN ON NEWS - Nuryanti perajin tempe generasi ke 3 (tiga) asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ambal tetap mempertahankan pembuatan tempe secara tradisional. Yang menjadi khas dari tempe buatannya tidak menggunakan ragi bubuk tetapi memakai jamur daun waru yang dioleskan ke kedelai yang sudah siap dijadikan tempe.

Tempe yang dibuat dengan menggunakan jamur daun waru mempunyai keistimewaan dibanding tempe dengan fermentasi ragi. Di antaranya lebih awet dan rasanya tidak pahit walaupun sudah busuk.

Cara membuatnya seperti pembuatan tempe pada umumnya pertama kedelai direbus setengah matang dengan waktu kurang lebih 2 jam, kemudian direndam semalam dicampurkan aseman atau air bekas rendaman kedelai yang sudah lama, selanjutnya dikukus kembali hingga 2 jam. Setelah kondisi dingin kedelai diberi lanjar atau jamur daun waru dan di bungkus menggunakan daun pisang.

Dalam sehari Nuryanti mampu membuat 600 hingga 700 buah tempe dari sekitar 12 kg kedelai. Untuk harga dibanderol dengan Rp4.500 per 10 buah tempe.